en

Irama Euclidean

Irama Euclidean

Hubungan antara musik dan matematika telah lama diketahui, dan ini bukan hanya tentang matematika rock. Musik, seperti yang dijelaskan sebelumnya, dapat digunakan untuk membuat bentuk pada bidang dua dimensi, dan ritme serta angka juga berkaitan erat. Salah satu contoh utama dari kombinasi ini adalah ritme Euclidean, yang menunjukkan sinergi antara konsep musik dan matematika.

Pada abad ke-3 SM, ahli matematika Yunani kuno Euclid mengembangkan algoritma untuk menentukan pembagi persekutuan terbesar dari dua bilangan, berdasarkan pada pasangan bilangan yang terdiri dari bilangan yang lebih kecil dan selisih antara bilangan yang lebih besar dan lebih kecil.

Pada tahun 2004, seorang profesor ilmu komputer Kanada di Universitas New York di Abu Dhabi, Godfried Toussaint, menemukan bahwa algoritma ini dapat digunakan untuk menciptakan ritme. Pembagi persekutuan terbesar menentukan jumlah ketukan dalam suatu ritme, merata, sehingga stabil. Toussaint juga menemukan bahwa ritme Euclidean menjadi dasar sebagian besar gaya musik etnik, kecuali musik India.

Sebagai contoh, ritme tresillo Kuba, yang tersebar dalam tiga ketukan dalam bar delapan bagian, sering ditemukan dalam musik pop Barat. Irama Euclidean biasanya menggabungkan jumlah ketukan dan pembagian genap dan ganjil, menciptakan transisi dan efek “memantul” yang ideal untuk musik dansa. Irama ini dapat dieksplorasi di situs khusus di mana parameter ritme diatur, sehingga Anda dapat merasakan pesona poliritme.

Selain itu, perhitungan Euclidean dapat diterapkan tidak hanya dalam bossa nova Brasil, aksak Turki, dan ritme etnis lainnya, tetapi juga dalam akselerator partikel dalam fisika atom, teori string, dan ilmu komputer. Hal ini menunjukkan bahwa kompleksitas musik dalam istilah matematika mungkin lebih dalam dari yang terlihat.

Pendaftaran gratis

Daftar gratis dan dapatkan satu proyek gratis